Bengkulu - Sejumlah
warga Bengkulu mengkritik film yang ditayangkan di bioskop di Kota Bengkulu
tersebut. Mereka mengaku sedikit kecewa, karena tidak adanya pengambilan gambar
di Bengkulu, padahal durasi tentang Bengkulu cukup panjang.
Salah
seorang warga Bengkulu yang mengkritik film tersebut, Sofyan Ramadhan yang juga
koordinator “Rafflesia Motions”, sebuah Komunitas Film Indie Bengkulu itu
mengatakan, selain tidak adanya pengambilan gambar di Bengkulu, bahasa yang
digunakan sejumlah pemeran juga lebih mendekati logat Minang, bukan logat
Bengkulu.
“Film ini
akan lebih menarik jika pengambilan gambar dilakukan di lokasi aslinya sesuai
sejarah yang ada. Tetapi saya salut dengan Mas Hanung sebagai Sutradara film
ini, semoga film ini bisa menggugah nasionalisme kita, terutama generasi muda,”
kata Sofyan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar